Spiderman Tidak Bisa Terbang Tanpa Bangunan

Masih ingat kan tentang perjuangan seorang pemuda yatim piatu Peter Parker dalam aksinya sebagai Spiderman?. Selain alur cerita yang mengesankan, film spiderman membuat kita terkagum-kagum ketika dia terbang diantara bangunan pencakar langit di Kota New York. Pernah nggak kita membayangkan Spiderman tiba-tiba datang ke Malang kemudian terbengong-bengong nggak bisa terbang karena bangunan yang tertinggi di Malang paling-paling cuma BCA Kayu Tangan. Kalau si Spiderman pergi ke MOG atau Matos yang konon plasa terhebat di Kota Malang, ternyata kedua bangunan itu belum bisa dikatakan pencakar langit. Sehingga bukan hanya tidak bisa terbang, sekedar nyanthol di pohonpun dia nggak bisa, dan tidak akan terlihat hebat.
Latar belakang bangunan pencakar langit membuat film Spiderman lebih heroic. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan memang bisa membawa pada sebuah situasi tertentu. Bangunan bisa membawa seseorang nampak bewibawa, anggun, mewah, hebat atau sebaliknya sederhana atau bahkan kumuh.
Peran ahli bangunan seperti arsitek maupun insinyur sipil sangat penting dalam merubah wajah dunia. Dalam sejarah kita ketahui bagaimana Romawi dan Yunani dikatakan sebagai kota yang berperadaban. Hal ini selain kota tersebut memiliki filosof seperti Sokrates, Plato, Phytagoras, Archimedes dan Lain-lain, kedua kota hebat tersebut juga memiliki arsitek dan insinyur cerdas yang bisa kita lihat dari bangunan-bangunan yang menyertai keberadaan kebudayaan kedua kota tersebut. Walaupun gedung-gedung dimasa itu belum bisa dikatakan pencakar langit yang bisa dilintasi untuk Spiderman terbang. Tetapi sudah nampak jelas bahwa gedung-gedung tersebut membuat kota nampak lebih beradab dan berbudaya.
Bangunan gedung dimasa kini sudah semakin canggih, beberapa negara berlomba-lomba mempunyai gedung tertinggi didunia agar dikatakan sebagai negara yang berperadaban modern. Tahun demi tahun selalu ada negara yang mempunyai gedung pencakar langit. Tahun 1974 Amerika bangga dengan gedung Sea Tower dengan ketinggian 415,4 m, tetapi Shanghai tidak mau kalah dengan membuat gedung yang lebih tinggi yakni Jinmao Tower 420,9 m tahun 1995, yang dilanjutkan Petronas Malaysia 1998 452,3 m. Hongkong pada tahun 2003 membuat Two international Finance Tower. Berselang satu tahun kemudian Taiwan membuat Taipei 101 di tahun 2004 dengan ketinggian 510 m. Segera kemudian dibangun Burj Dubai Tower 2008 dengan ketinggian kira-kira 705 m.
Pembangunan gedung pencakar langit (skycraper) tidak dibuat dengan mudah. Memerlukan kecerdasan dan keterampilan yang tinggi, selain itu memerlukan pengorbanan biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Tidak banyak orang yang bisa menjadi ahli bangunan, karena itu saat ini dan kedepannya ahli bangunan sangat banyak dibutuhkan. Bukan hanya untuk membuat pencakar langit, tetapi rumah tinggal sederhanapun memerlukan ahli bangunan. Bukankah kita sering mendengar ambruknya sebuah bangunan yang dirancang dengan ceroboh oleh seseorang yang bukan ahli bangunan. Oleh karena itu tidakkah anda bangga saat ini karena menjadi orang yang berkecimpung dalam bidang bangunan?
Ilmu bangunan adalah ilmu yang kompleks. Seseorang yang ingin ahli dibidang bangunan tidak hanya dituntut bisa menggambar konstruksi, tetapi juga harus bisa menghitung struktur, mengerti manajemen konstruksi, memahami ilmu ukur, konstruksi kayu, plambing, mekanikal elektrikal, pembiayaan dan lain-lain. Dengan memahami beberapa ilmu sekaligus memang luar biasa sulit, tetapi hasilnya memang benar-benar bisa merubah wajah dunia. Jadi seperti yang dikatakan Peter Parker: The Great Power, comes with great responsibility, this is my gift, my curse. Who am I, I’m Spiderman. Menjadi insinyur sipil atau arsitek sudah merupakan anugerah bagi anda yang sekaligus menjadi kutukan (positif). Jadi kalau ada seseorang yang bertanya Who Are You? Dengan lantang jawablah I’m Civil Engineer atau I’m Architect.
Comments