Setelah hidup 35 thn di dunia

Saya tahu Ya Rabb, Kau telah berfirman bahwa manusia takkan sanggup menghitung nikmat-nikmat yang telah diberikan. Namun maafkan aku Ya Rabb karena telah jahilan tuk menghitung nikmat yang telah Kau berikan.

Ya Rabb, beberapa waktu yang lalu saya melihat teman yang sakit dan dirawat dengan bantuan pernafasan melalui tabung oksigen. Temanku itu Ya Rabb, memerlukan satu tabung oksigen tiap hari dengan harga Rp 750.000,-. Ya Rabb aku bersyukur ketika Kau hanya memberiku oksigen gratis selama 35 thn ini, karena bila aku hrs membayar, gajiku sbg guru takkan kuat membayar Rp 9.581.250.000,00 (Rp 750.000 x 365 hari x 35 th).

Ya Rabb, aku pernah membaca tentang seseorang yang mengalami kerusakan liver dan harus diganti. Liver barunya itu Ya Rabb, berharga Rp 2.000.000.000,- dengan perawatan Rp 12.000.000 tiap bulan. Terimakasih Ya Rabb, ternyata kau memberiku Liver gratis, karena bila aku harus membayar, gajiku takkan kuat membayar Rp 5.042.000.000,00 (2 M + (12 jt x 12 bl x 35 th)

Ya Rabb, aku pernah iseng browsing di mbah Google, si mbah ngomong kalau mau operasi jantung itu paling tidak perlu Rp 600 jt. Dan kuteruskan membaca ternyata jantungnya tidak bisa kembali persis seperti ciptaanMU Ya Rabb. Apalagi bila dia harus ganti jantung, ternyata selain berbiaya milyaran seseorang menjadi memiliki perasaan yang aneh dan bahkan mati rasa, karena konon jantung hati adalah sumber perasaan manusia.

Aku jadi pusing Ya Rabb, melihat angka-angka yang memiliki nol berjajar-jajar. Tak kuteruskan browsingku mencari harga-harga organ tubuh, karena saya takkan mampu lagi menghitung dan membayarnya, belum lagi kasih sayang yang Engkau berikan berupa non materi, memiliki keluarga dan anak istri serta teman-teman yang baik hati adl hal yg tidak bisa dihitung dengan uang. Apalagi dg meletakkan aku dibumimu tanpa sewa tanah, menikmati mentarimu tanpa sewa PLN, meminum air Mu tanpa bayar PDAM. Tapi maafkan aku lagi Ya Rabb, ternyata aku masih terus meminta dan meminta seolah-olah Kau tak pernah memberi, dan Engkaupun terus mengabulkan dan mengabulkan karena kekayaanMu memang tak kan pernah habis. Aku tak tahu lagi bagaimana caranya tuk terus bersyukur, karena tak cukup rasanya walau bibir ini selalu memujimu. Kuingin seperti Nabi Mu yang sujudnya diakhir malam sampai air matanya membanjiri sajadah, berdirinya diakhir malam mampu membuat bengkak kakinya karena lamanya.


Ampuni aku Ya Rabb, didalam kelemahan dan kefakiranku, didalam kesedihan dan kesulitanku, aku masih tetap berharap didepan pintuMu, menyebut namaMu yang selalu menentramkanku, sampai akhir hayat Kau memanggilku….

Wigonggo AA 2 April 2011

Comments

Unknown said…
Sungguh luar biasa nikmat yang di berikan tuhan kepada kita ya mas bro,, mahasiswa juga bisa botak kalo ngitung2 gitu mah,, hahaha,, apa lagi koboy kampus kayak gua,, hadehhhh,, nice share mas bro,, terharu gua bacanya,,
Wigonggo said…
trimakasih juga mas MisterBo13, sudah mampir ke blog ku :) nice comment
Anonymous said…
just blogwalking ...
up lagi semangat ngeblognya ;)

Popular posts from this blog

Kundalini: Energi Nuklir dalam Tubuh Manusia

Ki Hajar Dewantara VS HADITS NABI

Innocence of Muslims