Pesugihan Gunung Kawi
Dibandingkan dg waktu terakhir kesini thn 2003, Gunung Kawi saat ini nampak berbeda, kini memiliki beberapa perubahan yang mencolok, kelenteng dan masjid yg berdampingan nampaknya dibangun semakin besar, udara pegunungan yang segar dan pohon-pohon yang rindang masih meniupkan AC alami pada kami sepanjang jalan.
Kami berfikir akan menarik untuk mengenalkan akulturasi budaya Islam dan Tionghoa pada anak-anak, sebuah praktik toleransi khas Indonesia. Dua makam kerabat Pangeran Diponegoro yakni Mbah Djoego dan Mbah Imam Sujono menjadi daya tarik tersendiri bagi turis domestik maupun asing seperti Singapura, Taiwan, Hongkong dan China.
Hanya saja keberagaman budaya ini dibumbui cukup kental dengan aroma mistik pesugihan. Saat kami sedang dimakam dan mendoakan beliau berdua alamarhum, juga sempat ditawari beberapa orang benda mistik bertuah yg kami tolak secara halus. Beberapa penunggu buah keramat dewandaru juga sabar menunggu jatuhnya daun dan buah untuk diperebutkan. Para ahli nujum juga ada yang membuka praktik meramal nasib, demikian juga dengan ciam si, lidi yang dipercaya mengetahui masa depan seseorang, tersedia dengan membayar kompensasi tertentu.
Saat kami tanyakan kebenaran tentang pesugihan pada Pak Bagong (74 Thn) tour guide senior Gunung Kawi, beliau memiliki pendapat bahwa para pencari pesugihan itu sebenarnya pesakitan, kalau toh dengan melakukan ritual disini lalu seseorang menjadi kaya, maka 80% penduduk sini tidak miskin pak, ujar beliau. Hmm pendapat yang logis dan mencerahkan. "Lalu bagaimana dengan pengunjung yang berhasil kaya setelah melakukan ritual disini pak?" Tanyaku. Pak Bagong menjawab "Mereka yang berhasil biasanya bekerja lebih giat Pak, kalau yang males ya tetap saja missqueen".
Hmm, fikiranku melayang, kalau dihubungkan ilmu hipnosis, model ritual seperti ini hampir sama dengan dongkrak sugesti bawah sadar, dimana bawah sadar sebagai pusat motivasi manusia akan terstimulasi dengan pengaruh kekuatan tertentu yang diyakini melebihi dirinya.
Kalau dihubungkan dengan ilmu psikologi pendidikan, ritual semacam ini mirip teori operant conditioning yang dicetuskan Skinner, dimana perilaku seseorang yang langsung diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, orang itu akan lebih sering terlibat kedalam perilaku tersebut.
Kalau dihubungkan peningkatan ekonomi daerah akibat daya serap wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata, maka perlu ritual baru yang lebih variatif dan mistis lagi haha...
Kalau dihubungkan dengan....hmm, nampaknya fikiranku semakin liar dengan menghubungkan dengan teori teori aneh yang membuatku lapar.....
Sampai sekian saja dulu guys cerita pesugihan nya, sebenarnya masih mau cerita banyak tapi keburu lapar, kapan-kapan disambung lagi atau datang sendiri ke Gunung Kawi hahaha...
Comments