Jinny oh Jinny
Jin seperti Tuhan baru saat ini, bila kita lihat fenomena Kesurupan, Ereb-ereb atau Ketindihan, Tenaga Dalam, Hipnosis, Penyembuhan, Kebal, bisa Terbang, bisa Menghilang dll adalah dikatakan fenomena hadirnya Jin dalam diri manusia dan menunjukkan kekuatannya. Mungkin saja demikian adanya namun apabila ini sebagai dugaan/asumsi/hipotesis, janganlah hal ini sampai menjadi sebuah kesimpulan sebelum ada penelitian mendalam karena akan membuat seolah-olah jin berkuasa atas segala sesuatu seperti Tuhan, dan ini membahayakan karena membuat seseorang syirik menyamakan/menyekutukan Tuhan dengan makhluknya, seolah-olah Tuhan tidak memiliki kekuatan tersebut malah menjadikan Jin pemilik kekuatan itu. Penelitian mendalam pada pelaku bisa dilakukan apabila si pemilik asumsi melakukan wawancara pada praktisi tersebut atau bahkan menjadi praktisi kesaktian, dan apabila dalam proses penelitian terdapat ritual penyembahan terhadap jin/setan/iblis barulah bisa dikatakan itu ilmu jin apabila tidak, dengan kata lain dalam proses memperoleh kesaktiannya tidak ada ritual memanggil Jin bahkan mempersyaratkan tidak boleh lepas berdoa kepada Allah, berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran, janganlah sekali-kali menuduh dengan berdasarkan iri hati dan prasangka itu ilmu Jin, karena kebanyakan prasangka hanyalah berbuah dosa.
Pada dasarnya semua kekuatan itu milik Allah, dan apabila ada manusia memiliki kekuatan tertentu, itu dari Allah yang diberikan kepada manusia dengan jalan bermacam-macam. Jadi kenapa tidak dikatakan bahwa kesaktian seseorang itu Milik Allah dan cukuplah kita memuji Allah dengan ucapan Subhanallah (Maha Suci Allah) sambil tetap mensucikan Allah dari prasangka-prasangka buruk, termasuk menjaga hati kita untuk tidak berasumsi berlebihan terhadap sesuatu yang belum kita ketahui terlebih masalah Jinny oh Jinny ini.
Manusia adalah Makhluk sempurna, Allah telah bersumpah dalam QS At Tiin 4 "Laqod kholaqnal Insaani fii akhsani taqwiim"Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam sesempurna-sempurnanya bentuk. Sehingga wajar kalau Nabi Adam yang baru saja diciptakan dari tanah mendapatkan tempat yang lebih tinggi daripada makhluk lainnya, dan Allah meminta Malaikat, Jin, Iblis dan lain-lain sujud dihadapan Adam. Ini menunjukkan bahwa Makhluk Sakti senior seperti Malaikat, Iblis dan Jin saja tidak ada apa-apanya dibanding Nabi Adam yang baru lahir.
Bukti lain bahwa Manusia lebih hebat daripada Jin adalah Saat Nabi Sulaiman meminta para pembantunya yang terdiri dari Manusia, Jin, Hewan dan lain-lain untuk memindahkan Singgasana Ratu Bilqis dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka Ifrit, seekor Jin yang paling sakti mengatakan bahwa akan memindahkan Singgasana tersebut sebelum Nabi Sulaiman berdiri seusai rapat, tetapi Nabi Sulaiman ingin yang lebih cepat lagi, dan Alhamdulilah ada Manusia yang bernama Sayyidina Assif bin Barkhiya yang bisa memindahkan Singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berkedip. Hal ini membuktikan bahwa manusia lebih sakti daripada Jin, lalu kenapa manusia yang sakti dikatakan mendapatkan dari Jin, padahal Manusia mampu mewujudkan kesaktiannya sendiri asalkan mendapatkan izin dari Allah Swt.
Dan kabar baiknya kalau menurut penelitian Dr Fahmi Basya Nabi Sulaiman berasal dari Sleman Yogyakarta, maka Sayyidina Assif bin Barkhiya ini dari Sunda bernama Asep Bangkiya'. Cerita ini didapatkan dari sebuah prasasti di kedalaman kepulauan Solomon Samudra Pasifik.
Akhir kata, ada sebuah cerita di Bagavad Gita bahwa zaman dahulu manusia memiliki kesaktian Maha Dewa yang bisa berbuat apa saja, namun kemudian manusia menyalahgunakan kesaktian ini sehingga alam semesta menjadi tidak seimbang, lalu salah seorang Dewa mengusulkan bahwa kesaktian manusia ini sebaiknya disembunyikan. Ada yang mengusulkan kesaktian ini disembunyikan dikedalaman laut, namun tidak disetujui karena pasti laut akan dijamah manusia juga. Ada juga Dewa yang mengusulkan disembunyikan kesalah-satu bintang, namun ditolak karena angkasa nantinya akan dieksplorasi manusia juga. Akhirnya disetujui kesaktian manusia itu disembunyikan kedalam hati masing-masing, karena ego manusia pada umumnya selalu melihat keluar secara materialistis, tanpa memandang dikedalaman hati. Namun ada beberapa manusia yang berhasil menyelamatkan kesaktiannya dikedalaman samudera nuraninya dan menemukan mutiara terpendamnya tapi justru tidak menggunakannya untuk keinginan apa-apa, karena dia sudah tenang damai bahagia didalamnya. Semoga itu Anda
Comments